Saturday, January 11, 2014

Holiday

Liburan semester 1, antara kodya DIY dan kabupaten Sleman berbeda, sehingga libur antara kakak Mamat dan adik Kori berbeda juga. Rencana kita mau mudik ke Uti di Lamongan, tapi nggak bisa deh. Jadinya aku sama Kori  saja yang mudik.
Kita mudik tanggal 24 Desember. Pulang kampung kali ini terasa istimewa walaupun cuma berdua. Kebetulan Eni adikku, dan anaknya Dilla, yang di Jakarta juga mudik. Jadi bisa dibayangkan betapa serunya di rumah. Maklum dirumah cuma bapak sama ibu berdua sendiri. Ardi, anak dari Mbak Tanti kakakku, yang semula ikut Uti dari kelas 1-3 SMA dan sekarang kuliah di Malang, pulang ke rumah Utinya juga. Tambah seru deh pokoknya. Apalagi Kori, karena ada Dila dia jadi betah sekali di rumah mbah Uti. Apalagi diajak seru-seruan juga sama Kakungnya. Mancing di sungai kecil belakang rumah yang banyak ikannya. Sayang dapetnya cuma kepiting kecil-kecil saja. Ikannya nggak dapet, karena mata kailnya terlalu besar.
Dan acara nostagia kuliner pun dimulai.

Nyampe rumah Uti:
Sudah disambut sama sayur menir kelor+kemangi, sayur yang di Jogja nggak pernah ada. Enak banget pokoknya. Segar...
 
Hari ke 1:
 Aku dan Eni pergi ke pasar. Rencana kepingin masak oseng pindang+ale kemplang. Ale ini yang di Jogja nggak ada. Ale kemplang sebutan untuk tauge dari biji klampis. Sebenernya fungsi ale kemplang ini mirip dengan petai. Tapi aromanya lebih soft dari petai, sangat soft malah. Belum lagi Uti juga ngrebus daun ubi jalar, yang dimakan bareng sambel trasi. Daun ubi jalar ini juga nggak lazim dimakan kalo di Jogja, sehingga nggak bakal nemu di pasar.

Hari ke 2:
Ke pasar lagi sama Eni. Kali ini beli "nasi jagung meniran", ini juga di Jogja nggak ada. Lauknya ada oseng-oseng ikan asin, tempe sama sayur lodeh. Beli jajan pasar juga. Sebenernya hari ke 1 juga beli jajan pasar. Tapi kali ini dengan variasi yang berbeda. Dan jajan pasar yang kita beli pastinya yang di Jogja tidak ada misal: serabi khas pasar kampung, ada juga yang disebut "ireng-ireng" karena masaknya menggunakan pewarna abu jerami yang berwarna hitam/ireng.

Hari ke 3:
Ternyata sama Uti disembelihin ayam kampung. Sebenernya yang ini di Jogja juga banyak. Tapi rasanya jauuuh... banget. Lebih gurih yang disembelihin Uti. Ayam kampung beneran deh pokoknya. Bukan ayam kampung-kampungan. Ada asem-asem ayam dan opor.

Hari ke 4:
Beli rujak petis. Mungkin di Jogja ada, tapi tentunya dengan taste yang berbeda dengan yang biasa kita rasakan dulu. Sayang kondisi badanku agak drop. Muntah-muntah, kayak masung angin gitu. Udah dikerokin, dipijitin sama Uti juga Eni. Tapi sampe sore masih belum baikan. Padahal paginya harus balik ke Jogja lagi.

Pulang ke Jogja: 
Kita pulang ke lagi ke Jogja tanggal 29 Desember. Berangkat dianter suaminya Dik Revin, sepupuku. Yang nganter pun serumah ikut semua. Uti+kakung, Eni+Dilla. Sampai stasiun KA jam 6 pagi. Kita naik Argo Wilis jam 8.26. Dari rumah Uti ke stasiun sekitar 1 jam perjalanan, tapi demi amannya kita berangkat lebih cepat. Yang kasihan Kori, karena malamnya dia justru yang muntah-muntah. Paginya badannya panas. Tapi jadwal pulang nggak bisa ditunda, karena ijin cutiku juga nggak lama. Kereta datang tepat waktu, dan jam 11.50 sampe Jogja, dijemput sama bapak di stasiun Tugu. Tepat waktu juga. Alhamdulillah. Liburan yang menyenangkan.

No comments: