Thursday, December 25, 2014

Naik Kereta Api Tuuut...Tuuuut....Tuuuut....

Yeah...hari ini rencana liburan ke Jawa Rumit (silakan dibaca dari belakang). Liburan anak-anak sekolah sudah mulai sejak senin kemaren. Tetapi aku masih masuk kerja sampai dengan rabu kemaren. Dan baru hari inilah kita akan mengawali liburan.
Kami bertiga...iya bertiga saja....berangkat naik kereta api. Wuihhh...kalau masa liburan begini tiket kereta api cepet sekali habisnya. Tapi alhamdulillah, kami masih kebagian. Semoga liburan kali ini menjadi liburan yang menyenangkan. 
Aaamiiinnn.
 

Tuesday, November 18, 2014

Sayur Menir

Sayur menir sangat populer di sebagian wilayah Jawa Timur. Bumbunya praktis, hanya ulekan bawang putih+merah ditambah dengan jagung manis disisir. Biasanya sayurannya pake daun kelor, tapi karena disini susah nyari daun kelor, bisa diganti sama bayam. Tambahkan juga kemangi, yang bikin sayur tambah wangi dan gurih.
keluargamuslim.blogspot.com
Salah satu lauk yang cocok untuk teman sayur menir adalah teri basah goreng tepung. Bikinnya juga gampang, tinggal dibalut sama tepung bumbu, lalu digoreng kering. Cocok juga buat cemil-cemil. Nggak heran kalo lauk ini termasuk dalam kategori lauk yang cepet habis, dua jagoanku suka banget.
keluargamuslim.blogspot.com
Karena sayurnya gurih, maka jelas perlu banget yang namanya sambel. Bikin sambel terasi cocok banget. Banyakin bawang merahnya. Pakai kombinasi cabe kriting dan cabe rawit. Tambahin juga perasan jeruk sambel.
keluargamuslim.blogspot.com
Sayur menir + teri tepung + sambel trasi. Wuihh, bikin makan terasa nikmat banget. Selesai makan aja, tangan masih gak berhenti cocolin teri ke sambel.



Thursday, October 09, 2014

Credit (Part I)

Ini kisah tentang tanaman-tanaman yang mendukung hobi memasakku. Secara, tanaman-tanaman ini aku tanam sendiri di kebon belakang rumah yang tidak terlalu luas, bahkan kadang aku letakkan juga dihalaman depan.
keluargamuslim.blogspot.com
Salah satu jenis tanaman yang sering terpakai ya ini nih...daun salam. Banyak banget masakan yang menggunakan daun ini. Dulu ditanam di pot, tapi setelah perluasan rumah kita selesai, langsung deh sama suami dipindah ke tanah. Nggak pake pot lagi. Nggak terlalu tinggi sih, tapi daunnya rimbun banget, sampai-sampai harus kita pangkas. Daun yang dipangkaspun nggak dibuang, tapi aku petiki dan aku simpan di kulkas, masih bisa dipakai kok.
keluargamuslim.blogspot.com
Taneman berikutnya adalah kunyit. Sebenernya yang paling sering dimanfaatkan dari taneman ini adalah daunnya. Kalau kunyitnya sendiri masih beli dipasar. Soalnya nyari daun kunyit dipasar susah aliyas nggak ada. Kalau aku lagi masak gulai ikan, pastilah make daun ini. Masak rendang waktu lebaran kemaren juga. Di dekat kunyit, aku juga nanem jahe dan kencur. Bumbu umbi-umbian ini hanya terpakai kalau kebetulan persediaan kosong, sementara mau belanja waktunya tanggung.
keluargamuslim.blogspot.com
Salah satu taneman yang nggak sengaja ditanem ya cabe kriting ini. Tumbuh sendiri dari buangan biji cabe, yang akhirnya oleh suami dipindahin di pot. Masih ada satu pohon lagi tersisa, aku pindahin di depan rumah. Yang di pot malah kriting semua daunnya, sehingga terpaksa kita buang, sementara yang didepan rumah berbuah dengan lebatnya. Dua minggu terakhir ini aku nggak beli cabe kriting. Lumayan lah....

Wednesday, October 01, 2014

Vegan Cuisine

Ini menu yang beberapa hari aku nikmati di kantor. Enak sih... tapi termasuk terlalu manis untuk ukuranku. Dan karena beberapa hari menu dari situ terus, ya... lama-lama jadi kurang enak juga.
keluargamuslim.blogspot.com
Nah.. kalo foto berikut, ini juga "vegan" but not "cuisine". Hari minggu suami sempet merapikan tanaman. Ada yang bunganya terlalu banyak sehingga dikurangi.
keluargamuslim.blogspot.com
Nah dari pada bunganya dibuang, mendingan dimanfaatkan aja, taruh di gelas yang kita kasih sedikit air. Lumayan bagus. Sampe anakku nanya, "beli dimana buk?". Berarti udah mirip banget dengan yang dari toko bunga. Good comment.

Wednesday, September 17, 2014

Dibuang Sayang

Suka masak, tapi kadang suka bingung kalau masakan yang sudah dibikin dengan susah payah nggak habis. Sudah kita siasati sih, dengan memasak sesuai dengan jumlah anggota keluarga, dan berapa kali kita makan di rumah. 
Kita makan di rumah 2 kali, pagi dan malam. Terus aku juga pasti bawa bekal ke kantor kalau di rumah udah masak. So...kita pasti hitung (walaupun ngitungnya gak pake kalkulator) harus goreng ikan berapa potong, kalau bikin sayur harus seberapa. Kadang jenis sayur tertentu tidak semua anggota keluarga suka, maka masaknya nggak terlalu banyak dan harus menyiapkan juga jenis yang lain.
keluargamuslim.blogspot.com
 Walaupun sudah menggunakan kalkulasi perhitungan yang cermat dengan mempertimbangkan aspek pengenalan pola, masih saja tersisa masakan yang... kalau dibuang sayang kan. Ikan goreng contohnya, kalau nggak habis, aku simpan lagi di frezzer dan dijadikan masakan lain di hari yang lain lagi tentunya (biar nggak ketahuan kalau produk recycle). Biasanya aku jadikan mangut, tinggal tumis bumbu kasih santan plus potongan tomat dan kemangi.
Stok makanan mentah pun demikian. Waktu belanja stok di hari minggu sudah merencanakan menu, sehingga terencana pula apa yang mau dibeli. Kalau ikan sih bisa tahan lama asal di frezzer. Lha kalo semacam tempe  kan susah. Jadi kadang tempe udah sedikit berubah, sehingga kurang enak jika cuma digoreng begitu saja. Salah satu solusi ya dibikin sambal tempe ini, bumbunya cabe, bawang putih dan kencur. Goreng bumbu, lalu haluskan, masukkkan tempe sambil dihaluskan juga. Enak banget deh pokoknya. Untuk balado terongnya sih, semua fresh.
keluargamuslim.blogspot.com
Salah satu menu yang jarang tersisa, tumis ikan asin. Ikan asinnya pake ikan layur, pilih yang kecil-kecil biar garing waktu digoreng. Tambahkan juga ikan bulu ayam, teksturnya yang tipis bikin garing juga waktu digoreng. Bumbunya bawang merah+putih, cabe, semua diiris tipis, tambahkan juga lengkuas digeprek. Biar tambah nikmat, cabenya dibanyakin ya.... Dijamin deh... berkeringat karena kepedesan.

Saturday, September 13, 2014

Menu Cepat

Masakan tercepat yang kadang kita siapkan demi waktu yang mepet di pagi hari ya telur dadar ini. Kalo sore hari kehabisan lauk, telur dadar ini jugalah yang menjadi penyelamat. Telurnya telur bebek, kita beli di tetangga yang memang miara bebek. Katanya sih organik-organik gituuu.... Lihat aja kuning telurnya.... Bisa orange gitu warnanya.
keluargamuslim.blogspot.com
Masalah bumbu sih cukup garam halus, terus kasih juga irisan daun bawang, aduk-aduk sampe rata, goreeng deh...
Menu cepat (dan instant) berikutnya adalah sarden. Kalo ini memanfaatkan parcel lebaran. Ada juga tumis jamur. Jamurnya pake jamur kancing segar.
Dapet jamurnya dari pasar tradisional. Bumbunya seperti biasa, bawang merah, bawang putih dan cabe diiris. Bumbu yang sama juga kita pakai untuk sarden. Mari makannnn...

Wednesday, September 03, 2014

Cemilan

Kalau lagi libur, kepinginnya "memamah biak" terus. Nggak cuma aku sih, suami, anak-anak semuanya juga sama. Soal selera, masing-masing punya gaya sendiri. Anak-anak suka sekali sama burger. Eh burger cemilan bukan sih... Bukan ya.. Ya maap deh. Kalau kami para ortu, nggak suka makanan kayak gitu. Maklum lidah jawa.
keluargamuslim.blogspot.com
Rumput laut panggang, ini juga sering kita cemil-cemil. Tapi hanya aku dan anak-anak yang suka. Kadang Kori makannya pake nasi, ngikutin gambar dibungkusnya. Cemilan berikutnya strawberry yang sering aku beli di pasar tradisional. Hanya daku seorang yang makan, soalnya asem banget kan.
Kalau cemilan yang semua suka ya bakwan sayur ini. Segala macam sayur yang ada di kulkas semua masuk. Ada bayam, seledri, daun bawang, kubis, tauge, jagung manis dan wortel. Biar tambah gurih, tambahkan juga telur ayam.

Monday, September 01, 2014

Hobi

Hobiku sebenernya memasak, tapi berubung waktunya yang nggak memungkinkan, terpaksa keinginan tersebut jarang terekspose dengan baik. Artinya, masak juga sih tiap hari, tapi nyari yang sesimpel mungkin, secepat mungkin dan yang seawet mungkin. Yang bisa dimakan dari pagi sampai sore.
keluargamuslim.blogspot.com
Well, ini masakan minggu ini yang sempat didokumentasikan. Eh..maaf menu mangut ikan sembilang bukan aku yang masak ding, tapi dikasih sama temen kantor. Oleh-oleh dari Semarang katanya. Satu lagi menu yang belum terpublish pada gambar diatas... pepes ikan gabus.
keluargamuslim.blogspot.com
Menu ini sebenernya aku yang kepingin. Waktu ke pasar, kok tiba-tiba kepingin ikan non laut, secara semua ikan laut yang dibeli. Ternyata durinya juga harus hati-hati nih.

Monday, August 25, 2014

Semangat

Sudah dua minggu ini Kori ikut kegiatan ekstrakurikuler. Awalnya dia pilih futsal dan renang. Tapi... minggu kedua kemaren tiba-tiba dia ikut kegiatan Sains Club. Kori sangat antusias sekali cerita tentang eksperimen pertamanya. Sepertinya eksperimen tentang warna. Soalnya dirumah dia coba lagi dengan menggunakan isi spidol. Waktu aku tanya "Kok...tangannya ungu semua". Dia jawab "Ungu itu gabungan dari warna ini dan ini (sambil nunjuk spidol)"
Beralih ke urusan menu makanan. Minggu ini aku coba krupuk baru, yang kayaknya rasanya enak deh. Mereknya Elis Bandung.
Segini cuma bayar 15 ribu. Nanti kalo habis tinggal refill aja kalau penjualnya lewat lagi. Minta tolong tetangga buat refillnya.
Menu berikutnya gulai ikan bandeng. Ini menu kesukaan suami. Kalo kita-kita agak kurang suka. Soalnya durinya itu lho...bikin ribet.
Bumbunya: bawang merah+putih, kunyit, jahe, mrica dan ketumbar dihaluskan. Ditumis dulu sampai harum, terus tambahkan santan + lengkuas dan serai digeprek serta daun salam+daun kunyit. Oh iya..jangan lupa air asem dan gula merah. Lebih seger lagi ditambahkan potongan tomat hijau + rabe rawit utuh. Kalo punya anak kecil, sayur harus nggak pedes, sehingga karena malas bikin sambal maka tinggal masukin cabe rawit utuh aja.
Kalo anak-anakku paling suka yang namanya tahu kecap. Simple banget, tahunya dipotong dadu, lalu digoreng kering. Bumbunya cukup bawang merah+putih, bisa diiris atau ditumis... terus tambahin kecap... Jadi deh....
Kalo sayurnya sih seperti biasa yang simpel-simple... tumisan. Kali ini kacang panjang dan tauge. Bumbunya juga simpel, bawang merah+putih+cabe merah, semua diiris tipis.
Menu berikutnya... Rawon special... Sebenernya stok dagingnya sudah ada sejak sebelum lebaran. Baru sempat masak, soalnya masak daging agak ribet, pake direbus agak lama dan dipotng-potong dulu. Pengalaman, kalo dipresto jadi nggak gurih dagingnya, lebih gurih direbus pake api kecil, tapi agak lama.
Ini penampakannya. Bumbunya: bawang merah+putih, kunyit, jahe, merica, ketumbar dan terasi. Tambahkan keluwak, haluskan bersama bumbu, lalu tumis terlebih dahulu. Masukkan juga daun jeruk, serai, lengkuas dan daun salam. Enaknya sih pake daun bawang merah goreng, tapi karena disini susah nyarinya, bisa diganti dengan daun bawang prei, diiris halus dan ditumis. Eh..jangan lupa juga air asem. Seperti biasa di kasih cabe rawit, karena malas bikin sambel. Cocoknya sih sama sambel trasi.

Enaknya dimakan sama tauge pendek dan telor asin. Tapi brubung tadi pagi tergesa-gesa, terpaksa pelengkapnya nggak dipake.

Wednesday, August 20, 2014

Menu Hari Ini

Lama nggak posting, kepingin posting masakan yang kita pake sarapan tadi pagi. Sarapan yang harus dibuat dengan super cepat, demi mengantarkan anak ke sekolah dan suami ke tempat kerja. Lho... kok suami mesti dianter? Kali ini suami sedang "sakit". Tangan kanannya digips sehingga kesulitan jika menyetir hanya pake tangan kiri.
Menu sarapan kali ini terdiri dari:
Udang goreng tepung, tepungnya pake merk S*j*k*
Tahu tempe goreng
Tumis kangkung tauge
Sambal
Super cepat, untuk udang goreng tepung, udangnya terlebih dulu dicampur tepung bumbu sebelum digoreng. Tahu dan tempe goreng bumbunya cuma pake garam dan bawang putih dihaluskan, terus dikasih air dikit. Bawang merah, bawang putih dan cabe merah kriting diiris halus, kemudian ditumis untuk tumis kangkung tauge. Cabe merah kriting, cabe rawit dan cabe merah digoreng, kemudian dihaluskan dengan sedikit garam, jadilah sambal.
Hmmm...syedaapppp.

Saturday, January 18, 2014

My Boy's Holiday (2)

Di rumah Utinya, kakak sepertinya nggak terlalu kerasan. Nggak tau kenapa. Padahal biasanya dia seneng banget kalo liburan ke rumah Uti.
Waktu aku telpon Eni, mungkin risih kali. Karena setiap saat selalu dinasehati sama Utinya.
"Udah besar, nurut sama ibuk bapak"
"Sekolahnya yang bener"
"Sholatnya yang rajin"
"Bla...bla....bla...."
Dan diulang-ulang terus sama Utinya. Tapi waktu aku telpon kakak, kenapa nggak krasan. Katanya nggak ada temennya. Temen-temen nya di sana udah pada masuk sekolah. Soalnya masa liburannya kan emang beda. Jadi nggak bisa main-main bareng temennya. Oooo... itu alasannya. Yo wes... terserah kalo mau pulang cepat.
Tanggal 7 Januari kakak pulang ke Jogja. Dianter Kakungnya di Jombang. Sampe Jogja jam 16.00. Pas waktunya dengan jam jemput Kori sekolah. Jadi kita langsung nyamperin kakak di pertigaan. 
Pengalaman pertama pergi jauh sendiri. 
Good Job Boy.
(the end)

Wednesday, January 15, 2014

My Boy's Holiday (1)

Ini postingan berurutan yang temanya holiday-holiday-an. Tapi kali ini liburan anak lanang yang hampir remaja, Kakak Mamat. Berhubung dia nggak ikut ke rumah Uti bareng adiknya, maka dia pengen banget pergi ke rumah Uti. SENDIRI..... betul SENDIRI. 
Maka dari itu dalam postingan ini kata-kata "hampir remaja" perlu ditekankan. Mengapa? Karena ini adalah kali pertama bagi Kakak pergi jauh sendirian dan naik transportasi umum. Menempuh jarak 350 an km. 
Rencana awal Kakak ingin naik kereta, tapi berhubung dia sendiri juga belum pernah naik kereta, maka aku sarankan naik bus saja, dengan pertimbangan kalo agak kebablasan dikit kan lebih gampang buat turunnya. Soalnya dia kalo sudah tidur susah banget dibangunin. Berangkat dari Jogja pukul 7.30 pagi, kita bertiga, aku, adik dan bapak bareng-bareng nganter Kakak ke Terminal Umbulharjo. Kita carikan bus cepat EKA yang saat itu sudah hampir berangkat.

Sementara Kakak berangkat, aku nelpon adikku Eni, yang masih di rumah Uti. Biar Eni juga ikut nelpon Kakak buat ngasih petunjuk kira-kira nyampe rumah Utinya masih berapa lama lagi. Soalnya aku mungkin agak sibuk di kantor sehingga kuatirnya nggak bisa nelpon. Begitu pula bapaknya. Tapi tetep lah aku sempat-sempatkan buat nelpon dia. 
Aku telpon pertama waktu hampir nyampe Terminal Solo. Terus nelpon berikutnya waktu mampir makan di RM DUTA Ngawi. Aku telpon lagi waktu sampe Nganjuk. Setelah itu sekitar jam 3 an, dia yang telpon-telpon aku terus.
"Ibu.. ini sudah masuk Perak Jombang....terus aku harus gimana nih, kapan harus siap-siap turun ?" 
Aku bilang "Sabar.. masih 15 menitan, nanti turunnnya di Pertigaan Pasar Jombang.."
"Terus tanda-tandanya apa bu..." dia balik nanya lagi.
Waduh... "Ibu sendiri juga nggak terlalu perhatikan tanda-tandanya apa... tapi nanti begitu bus belok kiri.... nah disitulah kita turun"
Kata kakak di Jombang hujan lebat... aku jadi kuatir, gimana turunnya nanti, soalnya di pertigaan tidak ada tempat berteduh. Apalagi dia juga harus nunggu bus jurusan Tuban/Babat, untuk melanjutkan perjalanan yang masih sejam lagi.
Ditengah-tengah nelpon tiba-tiba dia bilang,
"Ibu... ini kondekturnya bilang Pasar....Pasar. Udah ya... aku turun."
OK jawabku. Setelah itu aku nelpon 30 menitan kemudian, katanya udah naik bus Widji.
Jam 5 an Kakak nyampe rumah Uti dengan di jemput Kakungnya naik motor di perempatan Dradah. Akhirnya misi berhasil. Pergi sendiri ke rumah Uti.
Selama ini kalo kerumah Uti kita bawa mobil sendiri, sehingga kakak nggak terlalu memperhatikan jalanan yang kita lewati. 
Ada cerita lucu ternyata, waktu kakak nyampe Pertigaan Pasar Jombang. Katanya Eni nelpon dan di bilang nggak lama kok naik bus. Karena dipikirnya nggak lama, maka kakak naik becak yang dipikirnya lebih cepat dapetnya, mengingat hari hujan. Si Tukang becak dikiranya juga cuma nganter sampe tempat bis berhenti kurang lebih 10 meter an. Sampe disini kakak baru ngeh, kalo memang harus naik bus lagi. Belum lagi ternyata nggak dapet tempat duduk. Biasalah, kalo malam Minggu bus suka penuh banget. Ditambah dengan penyiksaan, harus nunduk terus selama perjalanan, soalnya katanya busnya pendek. Maklum anakku tinggi banget.
Dan mulailah dia menikmati liburan di rumah Utinya.
(to be continued)

Saturday, January 11, 2014

Holiday

Liburan semester 1, antara kodya DIY dan kabupaten Sleman berbeda, sehingga libur antara kakak Mamat dan adik Kori berbeda juga. Rencana kita mau mudik ke Uti di Lamongan, tapi nggak bisa deh. Jadinya aku sama Kori  saja yang mudik.
Kita mudik tanggal 24 Desember. Pulang kampung kali ini terasa istimewa walaupun cuma berdua. Kebetulan Eni adikku, dan anaknya Dilla, yang di Jakarta juga mudik. Jadi bisa dibayangkan betapa serunya di rumah. Maklum dirumah cuma bapak sama ibu berdua sendiri. Ardi, anak dari Mbak Tanti kakakku, yang semula ikut Uti dari kelas 1-3 SMA dan sekarang kuliah di Malang, pulang ke rumah Utinya juga. Tambah seru deh pokoknya. Apalagi Kori, karena ada Dila dia jadi betah sekali di rumah mbah Uti. Apalagi diajak seru-seruan juga sama Kakungnya. Mancing di sungai kecil belakang rumah yang banyak ikannya. Sayang dapetnya cuma kepiting kecil-kecil saja. Ikannya nggak dapet, karena mata kailnya terlalu besar.
Dan acara nostagia kuliner pun dimulai.

Nyampe rumah Uti:
Sudah disambut sama sayur menir kelor+kemangi, sayur yang di Jogja nggak pernah ada. Enak banget pokoknya. Segar...
 
Hari ke 1:
 Aku dan Eni pergi ke pasar. Rencana kepingin masak oseng pindang+ale kemplang. Ale ini yang di Jogja nggak ada. Ale kemplang sebutan untuk tauge dari biji klampis. Sebenernya fungsi ale kemplang ini mirip dengan petai. Tapi aromanya lebih soft dari petai, sangat soft malah. Belum lagi Uti juga ngrebus daun ubi jalar, yang dimakan bareng sambel trasi. Daun ubi jalar ini juga nggak lazim dimakan kalo di Jogja, sehingga nggak bakal nemu di pasar.

Hari ke 2:
Ke pasar lagi sama Eni. Kali ini beli "nasi jagung meniran", ini juga di Jogja nggak ada. Lauknya ada oseng-oseng ikan asin, tempe sama sayur lodeh. Beli jajan pasar juga. Sebenernya hari ke 1 juga beli jajan pasar. Tapi kali ini dengan variasi yang berbeda. Dan jajan pasar yang kita beli pastinya yang di Jogja tidak ada misal: serabi khas pasar kampung, ada juga yang disebut "ireng-ireng" karena masaknya menggunakan pewarna abu jerami yang berwarna hitam/ireng.

Hari ke 3:
Ternyata sama Uti disembelihin ayam kampung. Sebenernya yang ini di Jogja juga banyak. Tapi rasanya jauuuh... banget. Lebih gurih yang disembelihin Uti. Ayam kampung beneran deh pokoknya. Bukan ayam kampung-kampungan. Ada asem-asem ayam dan opor.

Hari ke 4:
Beli rujak petis. Mungkin di Jogja ada, tapi tentunya dengan taste yang berbeda dengan yang biasa kita rasakan dulu. Sayang kondisi badanku agak drop. Muntah-muntah, kayak masung angin gitu. Udah dikerokin, dipijitin sama Uti juga Eni. Tapi sampe sore masih belum baikan. Padahal paginya harus balik ke Jogja lagi.

Pulang ke Jogja: 
Kita pulang ke lagi ke Jogja tanggal 29 Desember. Berangkat dianter suaminya Dik Revin, sepupuku. Yang nganter pun serumah ikut semua. Uti+kakung, Eni+Dilla. Sampai stasiun KA jam 6 pagi. Kita naik Argo Wilis jam 8.26. Dari rumah Uti ke stasiun sekitar 1 jam perjalanan, tapi demi amannya kita berangkat lebih cepat. Yang kasihan Kori, karena malamnya dia justru yang muntah-muntah. Paginya badannya panas. Tapi jadwal pulang nggak bisa ditunda, karena ijin cutiku juga nggak lama. Kereta datang tepat waktu, dan jam 11.50 sampe Jogja, dijemput sama bapak di stasiun Tugu. Tepat waktu juga. Alhamdulillah. Liburan yang menyenangkan.